Kotonoha no niwa
|
Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang jatuh
cinta pada wanita yang umurnya berbeda 13 tahun darinya. Akizuki takao adalah
seorang pelajar berusia 15 tahun yang sering membolos selama jam pertama di
saat hujan. Saat bulan juni dia bertemu seorang wanita di sebuah taman bernama Yukino
yukari yang berusia 27 tahun, entah kenapa sosoknya tidak terasa asing bagi
Takao. Dia pun bertanya apakah dia pernah bertemu dengannya sebelumnya, namun Yukino
menjawab tidak. Setelah mengamati Takao sesaat, Yukino pergi dan mengatakan
sebuah Tanka kepada Takao yang berbunyi :
“Narukami no sukoshi toyomite sashi
kumori”
Sambaran petir yang sayu di kala langit mendung
“Ame mo furanu ka
kimi wo todomemu”
Ketika hujan turun, akankah kau tetap disini menemaniku?
Takao
pun hanya terdiam karena tak mengerti Tanka yang dikatakan Yukino.
Sesampainya di rumah, Takao menanyakan maksud dari Tanka
yang dikatakan Yukino kepada kakaknya namun dia juga tidak tau. Keesokan
harinya hujan tak turun, akhirnya Takao pun tak jadi membolos. Namun keesokan
harinya lagi hujan pun turun dan dia merasa senang sekali, mereka berdua pun
dapat bertemu lagi dan begitu pula seterusnya, selama hujan turun di pagi hari
mereka sering bertemu di taman dan menjadi dekat.
Takao sering berbagi bekal dengan Yukino karena dia khawatir dengan kebiasaan Yukino yang mirip ibunya yang kabur dari rumah yaitu sering meminum bir. Takao bercita cita menjadi pengrajin sepatu saat dewasa nanti, dia membicarakan hal ini hanya kepada Yukino. Takao selalu berdoa agar hujan selalu turun di pagi hari agar dia dapat bertemu Yukino.
Takao sering berbagi bekal dengan Yukino karena dia khawatir dengan kebiasaan Yukino yang mirip ibunya yang kabur dari rumah yaitu sering meminum bir. Takao bercita cita menjadi pengrajin sepatu saat dewasa nanti, dia membicarakan hal ini hanya kepada Yukino. Takao selalu berdoa agar hujan selalu turun di pagi hari agar dia dapat bertemu Yukino.
Yukino sering menceritakan Takao kepada mantannya yang kini
sudah bersama dengan orang lain, namun dia berbohong dan menceritakan Takao
sebagai seorang nenek yang sering memberinya bekal di taman. Keesokan harinya
Yukino memberikan sebuah buku tentang cara membuat sepatu yang lumayan mahal
kepada Takao sebagai ucapan terima kasihnya atas bekal yang sering dia berikan.
Takao juga sedang mengerjakan sebuah sepatu wanita yang belum diputuskan untuk siapa, akhirnya dia putuskan membuatnya untuk Yukino dan mengukur kakinya. Yukino bercerita bahwa ia kesulitan berjalan dalam pekerjaan maupun hidupnya, ada banyak hal yang tidak Takao ketahui tentang Yukino, baik umurnya, pekerjaannya, masalah yang dia hadapi bahkan namanya. Namun Takao tak peduli akan semua itu karena ia telah terpesona padanya.
Takao juga sedang mengerjakan sebuah sepatu wanita yang belum diputuskan untuk siapa, akhirnya dia putuskan membuatnya untuk Yukino dan mengukur kakinya. Yukino bercerita bahwa ia kesulitan berjalan dalam pekerjaan maupun hidupnya, ada banyak hal yang tidak Takao ketahui tentang Yukino, baik umurnya, pekerjaannya, masalah yang dia hadapi bahkan namanya. Namun Takao tak peduli akan semua itu karena ia telah terpesona padanya.
Musim hujan pun berakhir dan hari hari cerah terus
berlanjut, Yukino lega karena Takao tak membolos lagi tapi sebenarnya dia
merasa kesepian dan tak ingin musim hujan berakhir. Takao tak punya alasan lagi
untuk dapat kembali ke taman itu hingga tak terasa liburan musim panas pun tiba
di bulan agustus. Takao menghabiskan liburnya dengan bekerja sambilan untuk
menambah biaya untuk kuliah nanti dan untuk membeli barang barang untuk membuat
sepatu. Yukino masih tetap mengunjungi taman itu sambil menunggu kedatangan
Takao hingga bulan september tiba.
Saat sedang mengobrol dengan temannya di koridor tak sengaja
Takao berpapasan dengan seorang wanita yang tidak asing lagi baginya, Yukino
ternyata adalah seorang guru sastra jepang klasik di sekolahnya yang terpaksa
tidak masuk sekolah lantaran terus di tindas oleh siswi kelas tiga yang
pacarnya menyukai Yukino dan membuatnya merasa tak nyaman. Setelah mengetahui
kebenaran tersebut, saat pulang sekolah Takao mendatangi siswi yang bermasalah
dengan Yukino dan menampar wajahnya, sontak teman yang berada di dekat siswi
tersebut menghajar Takao hingga babak belur.
Keesokan harinya, Takao yang babak belur mengunjungi taman dan
bertemu dengan Yukino yang terkejut melihatnya terluka, dia menjawab Tanka yang
waktu itu Yukino ucapkan padanya :
“Narukami no sukoshi toyomite ame mo furazu tomo”
Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun
”Ware wa tomaramu imoshi todomeba”
Aku tetap disini menemani dirimu
“Narukami no sukoshi toyomite ame mo furazu tomo”
Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun
”Ware wa tomaramu imoshi todomeba”
Aku tetap disini menemani dirimu
Yukino mengira Takao tahu jika dia seorang guru di
sekolahnya, karena itu dia tak pernah menceritakannya. Yukino menanyakan kenapa
ia terluka, namun Takao menjawab bahwa ia meniru kebiasaan Yukino yang gemar
minum bir dan terpeleset dari kereta di jalur Yamanote. Yukino tentu saja
terkejut dengan candaan Takao, dan akhirnya Takao mengatakan bahwa ia habis
berkelahi. Tiba tiba petir pun menyambar dan hujan pun turun dengan amat deras,
mereka pun kehujanan dan tak ada pilihan lain selain berteduh di rumah Yukino.
Takao dan Yukino menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil
menunggu hujan reda, mereka merasa bahwa itu adalah saat saat yang paling
membahagiakan dalam hidup mereka. Akhirnya Takao menyatakan perasaannya pada
Yukino, namun Yukino tak membalasnya langsung dan berkata bahwa seminggu lagi
ia akan pindah ke kampung halamannya di Shikoku. Takao yang patah hati pun
berpamitan pulang pada Yukino, setelah mengucapkan terima kasih dia pun pergi.
Yukino yang tak bisa mencegahnya pergi pun mulai menangis karena teringat semua
kenangan di taman itu.
Akhirnya dia pun berdiri dan mengejar Takao hingga
terpeleset di tangga, Takao mengatakan pada Yukino untuk melupakan apa yang di
ucapkannya tadi dan bilang bahwa sebenarnya ia benci Yukino yang selalu
mendengar ceritanya namun tak pernah menceritakan kehidupannya sendiri. Yukino tau
bahwa Takao adalah muridnya, dan Takao merasa itu sangat tidak adil. Dia
menganggap Yukino hanya mempermainkan dirinya seperti anak kecil yang tak bisa
diharapkan dan tidak layak mengagumi seseorang.
Takao menganggap bahwa ia selalu mengganggu Yukino dan anak seperti dirinya seharusnya pergi ke sekolah, karena sikapnya yang tak pernah mengatakan hal yang penting dan tak mau ikut campur urusan orang lain Yukino terus hidup sendirian. Setelah mendengar Takao mengucapkan itu semua, ia pun segera menghampiri Takao dan memeluknya sambil menangis. Setiap pagi Yukino selalu berusaha untuk datang ke sekolah tapi dia takut dan akhirnya pergi ke taman, namun di sana ia bertemu dengan Takao yang menyelamatkannya dari semua itu.
Takao menganggap bahwa ia selalu mengganggu Yukino dan anak seperti dirinya seharusnya pergi ke sekolah, karena sikapnya yang tak pernah mengatakan hal yang penting dan tak mau ikut campur urusan orang lain Yukino terus hidup sendirian. Setelah mendengar Takao mengucapkan itu semua, ia pun segera menghampiri Takao dan memeluknya sambil menangis. Setiap pagi Yukino selalu berusaha untuk datang ke sekolah tapi dia takut dan akhirnya pergi ke taman, namun di sana ia bertemu dengan Takao yang menyelamatkannya dari semua itu.
Musim panas berakhir dan musim dingin pun tiba, Takao
bersekolah seperti biasa dan bekerja sambil membuat sepatu. Ibunya yang kabur
pun kembali kerumah, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Yukino saat ini. Takao
pergi menuju taman itu dan sesampainya di sana ia membaca surat dari Yukino dan meletakkan sepatu yang ia buat untuk Yukino diatas sebuah bangku.
Sementara itu di tempat lain, Yukino yang tengah mengajar di tempat yang lain memandangi langit dari jendela kelasnya. Takao pun harus terus berjalan, saat ia sudah bisa berjalan sendiri sejauh mungkin, dia akan pergi menemui Yukino...
Sementara itu di tempat lain, Yukino yang tengah mengajar di tempat yang lain memandangi langit dari jendela kelasnya. Takao pun harus terus berjalan, saat ia sudah bisa berjalan sendiri sejauh mungkin, dia akan pergi menemui Yukino...
~Tamat~
Ini adalah satu anime dengan grafik terbaik yang pernah saya lihat, bahkan seorang teman sempat mengira bahwa ini adalah sebuah Live action. Selain itu, Kotonoha no niwa memiliki daya tarik lain seperti lagu temanya yang dinyanyikan oleh Motohiro hata berjudul Rain.
Anime movie ini memberitahukan kepada kita sebuah pesan bahwa kita harus tetap berjuang dalam melewati cobaan hidup yang ada, jangan mudah putus asa dalam meraih mimpi dan bersikap dewasa dalam hal percintaan ;)
Ini adalah satu anime dengan grafik terbaik yang pernah saya lihat, bahkan seorang teman sempat mengira bahwa ini adalah sebuah Live action. Selain itu, Kotonoha no niwa memiliki daya tarik lain seperti lagu temanya yang dinyanyikan oleh Motohiro hata berjudul Rain.
Anime movie ini memberitahukan kepada kita sebuah pesan bahwa kita harus tetap berjuang dalam melewati cobaan hidup yang ada, jangan mudah putus asa dalam meraih mimpi dan bersikap dewasa dalam hal percintaan ;)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar