Selamat datang di blog ku ^v^)Welcome to my blog

Rabu, 31 Desember 2014

Sinopsis Kotonoha no niwa

Kotonoha no niwa
-Taman harfiah-


Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang jatuh cinta pada wanita yang umurnya berbeda 13 tahun darinya. Akizuki takao adalah seorang pelajar berusia 15 tahun yang sering membolos selama jam pertama di saat hujan. Saat bulan juni dia bertemu seorang wanita di sebuah taman bernama Yukino yukari yang berusia 27 tahun, entah kenapa sosoknya tidak terasa asing bagi Takao. Dia pun bertanya apakah dia pernah bertemu dengannya sebelumnya, namun Yukino menjawab tidak. Setelah mengamati Takao sesaat, Yukino pergi dan mengatakan sebuah Tanka kepada Takao yang berbunyi :


“Narukami no sukoshi toyomite sashi kumori” 

Sambaran petir yang sayu di kala langit mendung

“Ame mo furanu ka kimi wo todomemu” 

Ketika hujan turun, akankah kau tetap disini menemaniku?

Takao pun hanya terdiam karena tak mengerti Tanka yang dikatakan Yukino.


Sesampainya di rumah, Takao menanyakan maksud dari Tanka yang dikatakan Yukino kepada kakaknya namun dia juga tidak tau. Keesokan harinya hujan tak turun, akhirnya Takao pun tak jadi membolos. Namun keesokan harinya lagi hujan pun turun dan dia merasa senang sekali, mereka berdua pun dapat bertemu lagi dan begitu pula seterusnya, selama hujan turun di pagi hari mereka sering bertemu di taman dan menjadi dekat.

Takao sering berbagi bekal dengan Yukino karena dia khawatir dengan kebiasaan Yukino yang mirip ibunya yang kabur dari rumah yaitu sering meminum bir. Takao bercita cita menjadi pengrajin sepatu saat dewasa nanti, dia membicarakan hal ini hanya kepada Yukino. Takao selalu berdoa agar hujan selalu turun di pagi hari agar dia dapat bertemu Yukino.

Yukino sering menceritakan Takao kepada mantannya yang kini sudah bersama dengan orang lain, namun dia berbohong dan menceritakan Takao sebagai seorang nenek yang sering memberinya bekal di taman. Keesokan harinya Yukino memberikan sebuah buku tentang cara membuat sepatu yang lumayan mahal kepada Takao sebagai ucapan terima kasihnya atas bekal yang sering dia berikan. 

Takao juga sedang mengerjakan sebuah sepatu wanita yang belum diputuskan untuk siapa, akhirnya dia putuskan membuatnya untuk Yukino dan mengukur kakinya. Yukino bercerita bahwa ia kesulitan berjalan dalam pekerjaan maupun hidupnya, ada banyak hal yang tidak Takao ketahui tentang Yukino, baik umurnya, pekerjaannya, masalah yang dia hadapi bahkan namanya. Namun Takao tak peduli akan semua itu karena ia telah terpesona padanya.

Musim hujan pun berakhir dan hari hari cerah terus berlanjut, Yukino lega karena Takao tak membolos lagi tapi sebenarnya dia merasa kesepian dan tak ingin musim hujan berakhir. Takao tak punya alasan lagi untuk dapat kembali ke taman itu hingga tak terasa liburan musim panas pun tiba di bulan agustus. Takao menghabiskan liburnya dengan bekerja sambilan untuk menambah biaya untuk kuliah nanti dan untuk membeli barang barang untuk membuat sepatu. Yukino masih tetap mengunjungi taman itu sambil menunggu kedatangan Takao hingga bulan september tiba.

Saat sedang mengobrol dengan temannya di koridor tak sengaja Takao berpapasan dengan seorang wanita yang tidak asing lagi baginya, Yukino ternyata adalah seorang guru sastra jepang klasik di sekolahnya yang terpaksa tidak masuk sekolah lantaran terus di tindas oleh siswi kelas tiga yang pacarnya menyukai Yukino dan membuatnya merasa tak nyaman. Setelah mengetahui kebenaran tersebut, saat pulang sekolah Takao mendatangi siswi yang bermasalah dengan Yukino dan menampar wajahnya, sontak teman yang berada di dekat siswi tersebut menghajar Takao hingga babak belur.

Keesokan harinya, Takao yang babak belur mengunjungi taman dan bertemu dengan Yukino yang terkejut melihatnya terluka, dia menjawab Tanka yang waktu itu Yukino ucapkan padanya :

 “Narukami no sukoshi toyomite ame mo furazu tomo” 

Sambaran petir yang sayu meskipun hujan tidak turun

”Ware wa tomaramu imoshi todomeba”

Aku tetap disini menemani dirimu


Yukino mengira Takao tahu jika dia seorang guru di sekolahnya, karena itu dia tak pernah menceritakannya. Yukino menanyakan kenapa ia terluka, namun Takao menjawab bahwa ia meniru kebiasaan Yukino yang gemar minum bir dan terpeleset dari kereta di jalur Yamanote. Yukino tentu saja terkejut dengan candaan Takao, dan akhirnya Takao mengatakan bahwa ia habis berkelahi. Tiba tiba petir pun menyambar dan hujan pun turun dengan amat deras, mereka pun kehujanan dan tak ada pilihan lain selain berteduh di rumah Yukino.

Takao dan Yukino menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil menunggu hujan reda, mereka merasa bahwa itu adalah saat saat yang paling membahagiakan dalam hidup mereka. Akhirnya Takao menyatakan perasaannya pada Yukino, namun Yukino tak membalasnya langsung dan berkata bahwa seminggu lagi ia akan pindah ke kampung halamannya di Shikoku. Takao yang patah hati pun berpamitan pulang pada Yukino, setelah mengucapkan terima kasih dia pun pergi. Yukino yang tak bisa mencegahnya pergi pun mulai menangis karena teringat semua kenangan di taman itu.

Akhirnya dia pun berdiri dan mengejar Takao hingga terpeleset di tangga, Takao mengatakan pada Yukino untuk melupakan apa yang di ucapkannya tadi dan bilang bahwa sebenarnya ia benci Yukino yang selalu mendengar ceritanya namun tak pernah menceritakan kehidupannya sendiri. Yukino tau bahwa Takao adalah muridnya, dan Takao merasa itu sangat tidak adil. Dia menganggap Yukino hanya mempermainkan dirinya seperti anak kecil yang tak bisa diharapkan dan tidak layak mengagumi seseorang. 

Takao menganggap bahwa ia selalu mengganggu Yukino dan anak seperti dirinya seharusnya pergi ke sekolah, karena sikapnya yang tak pernah mengatakan hal yang penting dan tak mau ikut campur urusan orang lain Yukino terus hidup sendirian. Setelah mendengar Takao mengucapkan itu semua, ia pun segera menghampiri Takao dan memeluknya sambil menangis. Setiap pagi Yukino selalu berusaha untuk datang ke sekolah tapi dia takut dan akhirnya pergi ke taman, namun di sana ia bertemu dengan Takao yang menyelamatkannya dari semua itu.

Musim panas berakhir dan musim dingin pun tiba, Takao bersekolah seperti biasa dan bekerja sambil membuat sepatu. Ibunya yang kabur pun kembali kerumah, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Yukino saat ini. Takao pergi menuju taman itu dan sesampainya di sana ia membaca surat dari Yukino dan meletakkan sepatu yang ia buat untuk Yukino diatas sebuah bangku. 

Sementara itu di tempat lain, Yukino yang tengah mengajar di tempat yang lain memandangi langit dari jendela kelasnya. Takao pun harus terus berjalan, saat ia sudah bisa berjalan sendiri sejauh mungkin, dia akan pergi menemui Yukino...


~Tamat~



Ini adalah satu anime dengan grafik terbaik yang pernah saya lihat, bahkan seorang teman sempat mengira bahwa ini adalah sebuah Live action. Selain itu, Kotonoha no niwa memiliki daya tarik lain seperti lagu temanya yang dinyanyikan oleh Motohiro hata berjudul Rain. 

Anime movie ini memberitahukan kepada kita sebuah pesan bahwa kita harus tetap berjuang dalam melewati cobaan hidup yang ada, jangan mudah putus asa dalam meraih mimpi dan bersikap dewasa dalam hal percintaan ;) 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Nyan~